Ittiba'ur Rasul (Mengikuti Rasulullah)
Catatan 1 November 2016 di Mushalla MPM
Untuk mengukur amalan secara dzahir (nampak) maka dilihat dari bagaimana ia ittiba'urrasul
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Untuk bisa mengontrol perkara ibadah maka parameternya adalah hadist diatas yaitu kita beramal sesuai yg diajarkan Rasul, jika tidak ittiba' maka amalan mardud= dikembalikn/ditolak
Kisah habil dan qabil diperintahkan untuk mempersembahkan harta terbaiknya, persembahan qabil dikembalikan/ditolak karena tidak sesuai tuntunan yg disampaikan nabi Adam. Amalan yg tdk ikhlas dan tidak ittiba' maka tdk dpt pahala.
Banyak orang menganggap telah beramal dengan sempurna tapi barulah saat diakhirat dia melihat bahwa ibadahnya tidak berarti sama sekali, amalannya hanya seperti debu yg beterbangan, maka ittiba' adalah perkara yg sangat dianjurkan karena merupakan salah satu syarat ibadah
Komentar
Posting Komentar