Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Pilih yang Asli atau Palsu

Gambar
   Apa yang ada difikiranmu saat melihat gambar di atas? Pastinya terbayang kata "jagung". Yaa.... Gambar sebelah kiri adalah ice cream jagung (jagung palsu) dan sebelah kanan adalah jagung asli.   Saat kita ditanya: suka barang asli atau palsu? Pasti di jawab yang asli dong. Saat ditanya: suka orang asli (jujur) atau orang palsu (pendusta)? Pasti akan dijawab yang asli. Saat dilisan, kita selalu memilih yang asli, tapi dalam pengamalannya, ternyata kita lebih sering memilih yang palsu, dengan dalih lebih murah dan mudah di dapat. Iya kan? Aku pun demikian karena barang asli atau orang asli itu langka, mahal dan sulit didapat.    Saya akan berikan contoh sederhana berdasarkan pengalaman pribadi. Saya akan mulai bercerita, belakangan ini ice cream merk  aice  tengah naik daun karena bentuknya unik, harganya murah dan rasanya enak. Cabangnya sudah tersebar di mana-mana, salah satunya ada di jurusanku. Setiap ke jurusan selalu kudap...

Berpulang ke sisi-Nya

Gambar
  Setiap diri kita tentulah memiliki kerabat dekat, dan sejatinya yang paling dekat adalah kematian. Dia (kematian) begitu dekat, namun tetap saja diri ini sering mengabaikannya. Aku sering terlalaikan oleh dunia yang kuanggap tempat tinggal sampai lupa bahwa dunia hanyalah tempat meninggal.   12 November keluarga kecil di kos an kami berduka akibat datangnya berita kematian dari saudari kami yang tengah berjuang melawan sakit. Yaa, sejak awal semester ganjil tahun ini, sakit jantungnya kambuh hingga harus cuti dan dirawat di kampung halamannya. Ternyata dirinya cuti untuk selama-lamanya :( .    Awal kami tinggal bersama adalah saat bulan Ramadhan. Kami sahur, berbuka dan tarawih bersama, hingga tiba waktunya pulang kampung, dan sayalah yang lebih duluan pulang kampung. Akupun memadang status FB tentang keluarga dan dirinya pun meninggalkan komentar terakhirnya sebelum HP nya rusak.    Libur semester itu bertepatan dengan jadwal KKN. Sete...

Nak, maafkan aku

Gambar
  Rasanya, baru kemarin engkau dilahirkan Nak, lewat perjuangan panjang ibu muda yang mengandungmu dan menjalani proses Operasi Caesar yang begitu ribet. Dirimu begitu di nanti, engkau cucu pertama dari keluarga ayah dan ibumu.   Hari ini tiba-tiba rindu dirimu Nak, air mata menetes saat melihat fotomu yang ceria bertebaran di berandaku. Hari ini ku ingat kembali saat masih aktif-aktifmu dulu mengejar dan memukulku, lalu mencium dan memelukku lagi. Kuingat kembali saat dirimu bercerita tentang teman di sekolah. Dirimu adalah salah satu alasan rinduku yang teramat dalam.   Waktu demi waktu terus berlalu, tak terasa dirimu sudah berusia 6 tahun, dirimu semakin bijak dan selalu mengalah menghadapi adikmu yang rewel, dirimu semakin tampan Nak, semakin cerdas membaca Iqra' dan buku anak-anak.   Nak, maafkan aku karena di hari ulang tahunmu, tak sepatah ucapan pun ku ucapkan, tak sebingkis kado pun ku berikan, tapi ketahuilah bahwa itu bukan karena aku tak ...