Hari Raya Berjuta Rasanya
Siapa yang tak bahagia saat hari raya tiba? Kurasa semua umat muslim sangat berbahagia. Apalagi hari raya menjadi moment yang ditunggu para perantau untuk bisa berkumpul bersama keluarga (tapi hanya sebagian perantau yang bisa pulang kampung). Berbagai pernak pernik khas hari raya di persiapkan sejak jauh-jauh hari, mulai dari pakaian yang akan dikenakan hingga hidangan yang akan di sajikan. Saat hari raya tiba, orang yang jarang shalat sekalipun, sangat bersuka cita mendatangi masjid/lapangan untuk shalat hari raya. Sungguh daya tarik hari raya sangat luar biasa.
Bersamaan dengan antusiasme di hari raya, terselip juga kesedihan di dalamnya, kurasa semua orang sedih saat mengenang sosok yang dicinta namun kini telah tiada, telah pergi, telah mati, telah kembali ke sisi Sang Ilahi. Saat takbir dilantunkan, jutaan pasang mata sang perindu meneteskan air mata.
Semoga saja doa yang disertai air mata, dibalas surga oleh Allah untuk sosok yang sangat dirindukan, untuk sosok yang sudah berbeda alam dengan kita. Tunggu kami semua menyusul, semoga Allah pertemukan kita kembali di surga-Nya yang sangat luas.
Rata-rata kami menangis bukan karena belum ikhlas, melainkan karena kami masih teringat kebaikannya semasa hidup. Seperti Rasulullah, meski usianya pendek, tapi nama dan kebaikan beliau selalu dikenang sepanjang masa. Akupun berharap, jika kelak aku wafat, semoga orang-orang yang mengenalku, selalu mengenang kebaikanku, agar bersamaan dengan itu, selalu ada doa tercurah padaku.
Maka tak terlalu penting pendek atau panjangnya usia kita, yang penting adalah keberkahan usia kita. Karena usia yang berkah dapat menghasilkan kebaikan yang melimpah. Maka mohonlah selalu pada-Nya keberkahan usia
Balkon, 12 Dzulhijjah 1438 H
Komentar
Posting Komentar